ARTIKEL TOMAT Antisenscens
Tomat (Solanum
lycopersicum) merupakan buah yang berwarna merah dan memiliki
rasa asam ini merupakan buah yang sangat sering di jumpai dikalangan ibu rumah
tangga, karena tomat ini merupakan bahan yang sering digunakan dalam masakan.
Sayangnya tomat ini memiliki daya tahan yang sangat rendah, sehingga tomat ini
cepat menjadi busuk.
Namun pada tahun 1980 para ilmuan telah memulai penelitian terhadap
tomat. Dimana para peneliti di Calgene melakukan penelitian tomat Flavr Savr,
dimana pada saat itu penelitian dilakukan pada tekstunya, biasanya tomat ketika
matang maka tektur dari tomat itu akan menjadi lunak. Namun para peneliti telah
melakukan penelitian agar tomat tidak menjadi lunak ketika matang. Yaitu dengan
cara menyisipkan gen antibeku, gen ini didapatkan dari gen yang ada pada ikan
yang hidup di air dingin yang kemudian disisipkan kedalam gen tomat. Gen anti
beku ini diambil dari ikan Flouder, ikan ini diambil dari antartika yang
merupakan daerah yang sangat dingin.
Ikan Flouder ini mempunyai gen antibeku yang disebut dengan Antisenscens
dimana gen ini dapat mrnghambat enzim Polygalacturonase yaitu enzim yang dapat
mempercepat kerusakan pada dinding sel tomat.Proses dari pemindahan gen ini
yaitu, Disisapkan gen Antisenscens dimana gen ini diambil dari kromosom
pada ikan flounder. Setelah gen anti beku ini diambil langkah selanjutnya
adalah menisipkannya kedalam DNA bakteri Escherichia coli yang disebut plasmid.
DNA hibrid ini, yang merupakan kombinasi dari dua DNA berbeda disebut sebagai
DNA rekombinan(Chuch.,1991).
DNA rekombinan yang mengandung gen antibeku ini kemudian ditanam
kembali pada bakteri Escherichia coli. Bakteri tersebut memproduksi
kopian dari DNA rekombinan dalam jumlah yang sangat banyak. Tahap
selanjutnya diawali dengan isolasi DNA sel tomat terlebih dahulu yang dilakukan
dengan cara menghaluskan batang tomat dalam nitrogen cair untuk melepaskan
isi sel. Isi sel tersebut kemudian ditempatkan dalam tabung reaksi, lalu
disentrifugasi. Selama sentrifugasi, isi sel terpisah ke dalam dua lapisan
dimana salah satunya adalah lapisan DNA. Lapisan ini kemudian dipisahkan dari
tabung, kemudian ditambahkan enzim restriksi, yaitu ECO R1 yang berfungsi memotong di
lokasi DNA yang spesifik. Sel tanaman tomat diinfeksi dengan bakteri
tersebut. Setelah itu ditambahkan enzim ligase ke dalam DNA tomat dan plasmid
untuk menyambungkan DNA, sehingga dapat lengket. Hasilnya, gen antibeku pada
plasmid yang terdapat pada bakteri bergabung dengan DNA sel tanaman
tomat. Sel tanaman tomat kemudian ditempatkan pada media tumbuh yang
berupa cawan petri yang mengandung media nutrien selektif. Bibit tomat
mulai ditanam. Tanaman tomat hasil rekayasa genetika mengandung satu kopian
gen antibeku dari ikan Flounder pada setiap selnya(Smith C.J., 1988).
KESIMPULAN
Jadi tomat anti Antisenscens merupakan tomat yang disisipi
dengan bakteri anti beku yang didapatkan dari Ikan Flouder yang merupakan ikan
yang dapat hidup disuhu yang ekstrim di Antartika. Sehingga tomat yang awalnya
memoliki tekstur yang lembek ketika matang, ketika sudah disisipi gen antibeku
ini teksturnyapun berubah menjadi tidak terlalu lembek. Sehingga tomatpun tidak
mudah rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Chuch, W. J. Kanczler, J. Robertson, D. Hobson, G. Tucker, D.
Grieson, S. Bright, C. Bird. 1991. Fruit quality characteristics of
transgenic tomato fruit with altered polyglacturonase activity. HortSci. 26:
1517-1520.
Smith C.J., C.F. Watson, J. Ray, C.R. Bird, P.C. Morris, W. Schuch,
D. Grierson. 1988.Antisense RNA inhibition of polygalacturonase gene expression
in btransgenic tomatoes. Nature 334:724-726.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar