Minggu, 22 Oktober 2017

ARTIKEL TOMAT Antisenscens

ARTIKEL TOMAT Antisenscens



Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan buah yang berwarna merah dan memiliki rasa asam ini merupakan buah yang sangat sering di jumpai dikalangan ibu rumah tangga, karena tomat ini merupakan bahan yang sering digunakan dalam masakan. Sayangnya tomat ini memiliki daya tahan yang sangat rendah, sehingga tomat ini cepat menjadi busuk.
Namun pada tahun 1980 para ilmuan telah memulai penelitian terhadap tomat. Dimana para peneliti di Calgene melakukan penelitian tomat Flavr Savr, dimana pada saat itu penelitian dilakukan pada tekstunya, biasanya tomat ketika matang maka tektur dari tomat itu akan menjadi lunak. Namun para peneliti telah melakukan penelitian agar tomat tidak menjadi lunak ketika matang. Yaitu dengan cara menyisipkan gen antibeku, gen ini didapatkan dari gen yang ada pada ikan yang hidup di air dingin yang kemudian disisipkan kedalam gen tomat. Gen anti beku ini diambil dari ikan Flouder, ikan ini diambil dari antartika yang merupakan daerah yang sangat dingin.
Ikan Flouder ini mempunyai gen antibeku yang disebut dengan Antisenscens dimana gen ini dapat mrnghambat enzim Polygalacturonase yaitu enzim yang dapat mempercepat kerusakan pada dinding sel tomat.Proses dari pemindahan gen ini yaitu, Disisapkan gen Antisenscens dimana gen ini diambil dari kromosom pada ikan flounder. Setelah gen anti beku ini diambil langkah selanjutnya adalah menisipkannya kedalam DNA bakteri Escherichia coli yang disebut plasmid. DNA hibrid ini, yang merupakan kombinasi dari dua DNA berbeda disebut sebagai DNA rekombinan(Chuch.,1991).
DNA rekombinan yang mengandung gen antibeku ini kemudian ditanam kembali pada bakteri Escherichia coli. Bakteri tersebut memproduksi kopian dari DNA rekombinan dalam jumlah yang sangat banyak. Tahap selanjutnya diawali dengan isolasi DNA sel tomat terlebih dahulu yang dilakukan dengan cara menghaluskan batang tomat dalam nitrogen cair untuk melepaskan isi sel. Isi sel tersebut kemudian ditempatkan dalam tabung reaksi, lalu disentrifugasi. Selama sentrifugasi, isi sel terpisah ke dalam dua lapisan dimana salah satunya adalah lapisan DNA. Lapisan ini kemudian dipisahkan dari tabung, kemudian ditambahkan enzim restriksi, yaitu ECO R1 yang berfungsi memotong di lokasi DNA yang spesifik. Sel tanaman tomat diinfeksi dengan bakteri tersebut. Setelah itu ditambahkan enzim ligase ke dalam DNA tomat dan plasmid untuk menyambungkan DNA, sehingga dapat lengket. Hasilnya, gen antibeku pada plasmid yang terdapat pada bakteri bergabung dengan DNA sel tanaman tomat. Sel tanaman tomat kemudian ditempatkan pada media tumbuh yang berupa cawan petri yang mengandung media nutrien selektif. Bibit tomat mulai ditanam. Tanaman tomat hasil rekayasa genetika mengandung satu kopian gen antibeku dari ikan Flounder pada setiap selnya(Smith C.J., 1988).
KESIMPULAN
Jadi tomat anti Antisenscens merupakan tomat yang disisipi dengan bakteri anti beku yang didapatkan dari Ikan Flouder yang merupakan ikan yang dapat hidup disuhu yang ekstrim di Antartika. Sehingga tomat yang awalnya memoliki tekstur yang lembek ketika matang, ketika sudah disisipi gen antibeku ini teksturnyapun berubah menjadi tidak terlalu lembek. Sehingga tomatpun tidak mudah rusak.

DAFTAR PUSTAKA
Chuch, W. J. Kanczler, J. Robertson, D. Hobson, G. Tucker, D. Grieson, S. Bright, C. Bird. 1991. Fruit quality characteristics of transgenic tomato fruit with altered polyglacturonase activity. HortSci. 26: 1517-1520.

Smith C.J., C.F. Watson, J. Ray, C.R. Bird, P.C. Morris, W. Schuch, D. Grierson. 1988.Antisense RNA inhibition of polygalacturonase gene expression in btransgenic tomatoes. Nature 334:724-726.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar