GOLDEN RICE
Penerapan bioteknologi pada
tanaman padi sebenarnya telah lama dilakukan namun menjadi sangat terdengar
ketika muncul golden rice dalam jurnal science pada tahun 2000. Namun
sebenarnya sekitar sepuluh tahun sebelumnya, ilmuwan jepang telah mengawali
mengisolasi gen yang menyandi jalur biosintesa karotenoid dari bakteri
fitopatogenik Erwina Uredovora. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa
gen Crtl mengkode enzim phytoene desaturase yang bertanggung jawab untuk
mengubah phytoene menjadi lycopene.
Luasan lahan pertanian yang
semakin sempit mengakibatkan produksi perlahan harus ditingkatkan. Peningkatan
ini tidak hanya berupa peningkatan bobot panen namun juga nutrisi atau nilai
tambah. Oleh sebab itu dari suatu luasan yang sebelumnya hanya menghasilkan karbohidrat
diharapkan dapat ditambah dengan vitamin dan mineral. Hal inilah yang mendorong
para peneliti padi mengembangkan Golden Rice. Pada awalnya penelitian dilakukan
untuk meningkatkan kandungan provitamin A berupa beta karoten, dan saat ini
fokus penelitian tetap dilakukan.
Nama Golden Rice
diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning menyerupai emas.
Rekayasa genetika merupakan metode yang digunakan untuk produksi Golden Rice.
Hal ini disebabkan karena tidak ada plasma nutfah padi yang mampu untuk
mensintesis karotenoid. Pendekatan transgenik dapat dilakukan karena adanya
perkembangan teknologi transformasi dengan Agrobacterium dan
ketersediaan informasi molekuler biosintesis karotenoid yang lengkap pada
bakteri dan tanaman. Dengan adanya informasi tersebut terdapat berbagai pilihan
cDNA. Produksi prototype Golden Rice menggunakan galur padi japonica (Taipe
309), teknik transformasi menggunakan Agrobacterium dan beberapa gen
penghasil beta karoten tanaman daffodil hingga bakteri.
Peningkatan Nutrisi Beras
Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar
masyarakat di negara berkembang. Sehingga akan sangat menguntungkan apabila
beras memiliki kandungan provitamin A. Namun, kandungan beta karotin padi hanya
terdapat pada jaringan hijau seperti daun, sedangkan endosperma padi (beras
yang kita konsumsi) tidak memiliki kandungan nutrisi ini. Dibandingkan dengan
jaringan vegetatif yg memiliki semua komponen biosintesis beta karotin,
endosperma tidak memiliki 2 enzim dalam yang terlibat proses tersebut. Enzime
tersebut adalah phytoenesynthase (PSY) dan carotene desaturase (CRTI). Secara
sederhana, dengan memasukkan 2 gen yang mengkode enzim tersebut, siklus
biosintesis beta karotin dapat kembali berfungsi untuk menghasilkan provitamin
A. Konsep inilah yang digunakan pada pembuatan Golden rice (padi emas). Pada
awalnya, padi emas menghasilkan 1,6 μg/g beta karotin. Konsentrasi beta karotin
perlu ditingkatkan agar bisa memenuhi angka kecukupan gizi.
Phytoene synthase (PSY) telah diidentifikasi sebagai
faktor yang mempengaruhi kecepatan pembuatan provitamin A. Gen psy yang berasal
dari padi dan jagung memberikan hasil beta karotin terbanyak. Beberapa lini
padi emas yang dikembangkan telah berhasil menghasilkan 37 μg/g karotinoid yang
mengandung 31 μg/g beta karotin. Sehingga, sebanyak 72 g padi emas dapat
memenuhi separuh angka kecukupan gizi yang dianggap sudah cukup untuk menjaga
kebutuhan vitamin A secara sehat. Karena konsumsi beras di negara-negara
berkembang adalah sekitar 100-200 g per anak, maka asupan vitamin A dalam padi
emas dinilai sangat sesuai. Produksi beta karotin pada padi emas menyebabkan
warna beras menjadi kuning-oranye. Semakin tinggi konten beta karotin di dalam
padi emas, semakin kuat warna berasnya.
Pengertian Golden Rice
Golden Rice adalah
kultivar/varietas padi transgenik hasil rekayasa genetika yang berasnya
mengandung beta-karotena atau pro-vitamin A pada bagian endospermanya.
Kandungan beta-karoten ini menyebabkan warna berasnya tersebut tampak
kuning-jingga sehingga kultivarnya dinamakan Golden Rice atau Beras Emas. Pada tipe liar (normal), endosperm
padi tidak menghasilkan beta-karoten dan akan berwarna putih hingga putih
kusam. Di dalam tubuh manusia, beta-karotena akan diubah menjadi vitamin
A. Kultivar padi ini dibuat untuk
mengatasi defisiensi atau kekurangan vitamin A yang masih tinggi prevalensinya
pada anak-anak, atau pada wilayah yang menjadikan padisebagai pangan pokok bagi
sebagian besar warga.
Rekayasa Padi Golden
Rice
Rekayasa padi golden
rice dimulai dengan mengisolasi gen crtI dari bakteri Erwinia
uredovora, gen phy dari tanaman daffodil (bunga bakung), dan juga
beberapa enzim yang diperlukan dalam biosintesa karotenoid (provitamin A).
Gen-gen tersebut disisipkan ke plasmid vektor Agrobacterium tumefaciens
dan ditransfer ke dalam kloroplas sel-sel endosperma. Biji padi tersebut
ditanam sehingga diperoleh tanaman padi yang bijinya mengandung beta karoten.
Golden rice diciptakan oleh
transformasi padi dengan dua karoten biosintesis gen-beta:
- PSY (sintase phytoene) dari
daffodil (Narcissus pseudonarcissus)
- Crtl dari tanah bakteri Erwina
uredovora
- Penyisipan dari suatu Lcy
(Lycopene) gen adenilat dianggap diperlukan, tetapi penelitian lebih lanjut
menunjukkan hal itu sudah diproduksi dalam jenis padi endosperma-liar).
Para psy dan crt 1 Gen yang
berubah menjadi nuklir genom beras dan ditempatkan di bawah kontrol yang
endosperm-spesifik promoter, sehingga mereka hanya dinyatakan dalam endosperm.
Eksogen Lyc gen memiliki urutan peptide transit terpasang sehingga ditargetkan
ke plastid, dimana difosfat geranylgeranyl pembentukan terjadi. Para bakteri
crt 1 gen merupakan inklusi penting untuk menyelesaikan jalur ini, karena dapat
mengkatalisis beberapa langkah dalam sintesis karotenoid, sedangkan
langkah-langkah ini membutuhkan lebih dari satu enzim dalam tanaman. Hasil
akhir dari jalur rekayasa likopen, tetapi jika tanaman akumulasi lycopene,
beras akan merah. Analisis terakhir menunjukkan endogen enzim tanaman proses
lycopene beta-karoten dalam endosperm, memberikan nasi warna kuning khusus
untuk yang bernama. Beras emas asli disebut SGR1.
Manfaat Golden Rice
Manfaat
dari pembuatan beras emas (golden rice) adalah mampu menyediakan rekomendasi
harian yang dianjurkan dari vitamin dalam 100-200 gram beras sehingga dengan
mengkomsumsi beras emas (golden rice) ini dapat menyediakan kebutuhan vitamin A
dan karbohidrat yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu juga dapat mengatasi
kekurangan vitamin A karena mengandung beta karoten tinggi.
Kerugian Golden Rice
Kekhawatiran
masyarakat terhadap golden rice yaitu karena adanya zat penyebab alergi
(alergen) berupa protein dapat ditransfer ke bahan pangan, terjadi resistensi
antibiotik karena penggunaan marker gene, dan terjadi outcrossing, yaitu
tercampurnya benih konvensional dengan benih hasil rekayasa genetika yang
mungkin secara tidak langsung menimbulkan dampak terhadap keamanan pangan,
lingkungan dan perdagangan, pangan hasil rekayasa genetika (PRG) dikhawatirkan
merusak keanekaragaman hayati, menimbulkan monopoli perdagangan karena yang
memproduksi PRG secara komersial adalah perusahaan multinasional, menimbulkan
masalah paten yang mengabaikan masyarakat pemilik organisme yang digunakan di
dalam proses rekayasa, serta pencemaran ekosistem karena merugikan serangga
nontarget.
Sumber
Badan
penelitian dan pengembangan. 2011. Padi Emas: Salah Satu Jawaban untuk Kebutuhan
vitamin A. (http://biogen.litbang.pertanian.go.id/wp/wp-content/uploads/kalins-pdf/singles/padi-emas-salah-satu-jawaban-untuk-kebutuhan-vitamin-a.pdf). [diakses pada tanggal 21
Oktober 2010, pukul 07:46].
Tran
Thi Cuc and Pham Trung Nghia. 2010. Expression of β-Carotene in Advance Progenies Derived From Different
Backcrosses of the High-Yielding Rice Varieties to the Transgenic Golden Rice
Line. Omonrice. 17: 1-7.
United
states department of agriculture. 2010. Golden Rice-2 Shines in Nutrition Study
(http://www.goldenrice.org/PDFs/USDA_GR2_2010.pdf). [diakses pada tanggal 21
Oktober 2010, pukul 07.34].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar